SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
BAB 8
Pengambilan
Keputusan dan laporan-laporan Manajemen
8.1 Manajer dan Keputusan
1. Perencanaan dan pengendalian
Merupakan aktifitas-aktifitas fundamental yang biasa
dilakukan oleh seluruh manager. Tujuan-tujuan umum maka manajemen akan berupaya mencapai tujuan-tujuan
tersebut melalui pengambilan keputusan sehari-hari.
2. Pengambilan keputusan
Kontrisbusi
utama seorang manager kepada perusahaan adalah pengambilan keputusan. Ada enam
tahap sistematis yang biasanya dilakukan oleh seorang manager ketika mengambil
keputusan:
- Mengidentifikasikan dan mendefinisikan
masalah
- Menentukan alternative tindakan
- Mengevaluasi tindakan-tindakan yang
memungkinkan
- Memilih alternated tindakan terbaik
- Melaksanakan alternative tindakan yang sudah
dipilih
- Melakuakan tindak lanjut sebagai proses
peyakinan atas hasil yang diinginkan.
3. Informasi yang berguna untuk perencanaan dan
pengendalian informasi berbeda dengan data yaitu informasi berguna bagi
pengambil keputusan sedangkan data tidak. Data hanyalah bahan mentah untuk
menghasilkan informasi. Kegunaan informasi berasala dari pengaruhnya terhadap
keyakinan manager yang berkaitan dengan kejadian-kejadian yang relevan dengan
proses pengambilan keputusan. Nilai dari infromasi sempurna dapat dihitung sebagai tambahan kenaikan dalam
hasil yang diharapkan dari suatu keputusan jika informasi yang sempurna
tersebut. Mengenai setiap unit menyarankan penjualan hanya dilakukan terhadap
hasil produksi yang tidak cacat dan membuang seluruh hasil produksi yang cacat.
4. Perangkat lunak untuk pengambilan keputusan. Perangkat lunak komputer sudah dikembangkan untuk
membantu manager dalam pengambilan keputusan. Perangkat lunak database membantu manager untuk
mengumpulkan informasi yang relevan untuk suatu keputusan sehingga memungkinkan
manager untuk melakukan query terstruktur atas informasi dalam database. Perangkat lunak pendukung keputusan dan perangkat lunak system ahli menyediakan
bantuan dalam melakukan perhitungan dan menyediakan saran-saran ahli mengenai
keputusan tersebut.
8.2 Pelaporan Kepada Manajemen
1. Jenis Laporan
Laporan
perencanaan umumnya berbentuk anggaran dan bermanfaat untuk membantu manager
dalam mengalokasikan dan memperoleh sumber daya untuk operasi perusahaan dimasa
mendatang. Laporan pengendalian membantu manajer meyakinkan dirinya bahwa
operasi berjalan sesuai rencana. Laporan operasional berfokus kepada keadaan
operasi sekarang dalam perusahaan. Tujuan utamanya yaitu membantu
individu-individu dalam melakukan aktifitas operasional sehari-hari.
2. Sistem
Pelaporan Keuangan
Sistem ini
berfokus pada pembuatan atau penyajian laporan-laporan tradisonal, yaitu
laporan laba rugi, laporan posisi keuangan. Terdapat dua jenis system akuntansi
biaya yaitu:
Sistem biaya atas order kerja dan system biaya atas proses.
3. Sistem Pelaporan Akuntansi Pertanggung jawaban
Menyatakan
bahwa seluruh kejadian dalam lingkungan perusahaan dapat ditelusuri ke
pertanggung jawaban individu tertentu. Sistem akuntansi pertanggung jawaban
biasanya mampu mengalokasikan biaya ke pusat-pusat pertanggung jawaban yang
relevan.
4. Sistem Pelaporan Profitabilitas
Pelaporan ini
tidak hanya bermanfaat sebagai alat bantu dalam melakukan evaluasi. Disamping
itu, pelaporan profitabilitas memiliki keunggulan yaitu member pandangan kepada
masing-masing manager mengenai kontribusi unit-unit organisasi terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan.
9.
PEMROSESAN FILE & KONSEP MANAJEMEN DATA
9.1 Tinjauan Sekilas Tentang Teknologi.
Istilah-istilah field, unsure data,
atribut, dan elemen digunakan secara bergantian untuk menyebutkan blok data
terkecil yang disimpan dan digunakan dalam system informasi, jika hanya
beberapa bagian field yang cocok bagi pemakai, maka foeld harus dipisahkan
menjadi beberapa unsure data yang terpisah. Fielddapat terdiri atas karakter
tunggal atau nomor tunggal, atau terdiri dari beberapa karakter atau nomor.
Contoh-contoh field adalah :
· Nama
pelanggan
· Nomor
tunjangan sosial karyawan
· Nomor
pesanan pembelian
Field biasanya secara logis berkaitan
dengan field lainnya, Pengelompokkan logis atas field disebut Catatan ( Record
). Catatan merupakan kelompok unsure-unsur data yang memuat beberapa entitas
seperti ; Karyawan, Pelanggan, Pemasok, Faktur, dll.
Okurensi
data
struktur
catatan memiliki okurensi yang disebut instances. Okurensi catatan adalah
himpunan spesifik nilai-nilai data untuk catatan.
Panjang
catatan-tetap dan variabel
catatan
dengan panjang-tetap lebih mudah untuk dimanupulasi dalam aplikasi-aplikasi
komputer dibandingkan catatan dengan panjang-variabel karena ukuran catatan
dengan panjang-tetap distandarkan. Sebagian besar catatan yang disimpan dalam
direct access storage devices (DASDs) adalah catatan dengan panjang-tetap.
Catatan
panjang variable :
1. Akhir
dari catetan di indikasikan dengan simbol.
2. Secara
efisien memanfaatkan ruang penyimpangan yang tersedia,tetapi memanipulasi
catetan lebih sulit.
3. Salah
satu pendekatannya adalah catetan penjejak. Catatan penjejak adalah perluasan
dari catetan master.
Kunci
catatan dan urutan file
kunci
catatan merupakan unsur data atau kombinasi unsur data yang secara unik
mengidentifikasikan catatan tertentu dalam file. Kunci primer adalah field
yang digunakan untuk menyotir catatan-catatan dalam file. Kunci sekunder adalah
digunakan untuk menentukan posisi relatif antar kumpulan catatan manakal kunci
primer memiliki nilai yang sama untuk setiap catatan-catatan dalan kumpulan.
Kunci-kunci adalah penting karena diperlukan untuk memproses dan melokasikan
catatan - catatan dalam file.
9.2 Evaluasi
Teknologi Database.
Pengembangan
dalam teknologi untuk melakukan masukan data ke komputer secara umum berperan
dalam perkembangan database secara pesat.
Dengan
sistem manajemen databes , data disimpan dalam format standar dengan
menggunakan bahasa definisi data - data definition language, dimanipulasi dan
dimutakhirkan dengan menggunakan bahasa manipulasi database - database
manipulation language, dan dipanggil dengan menggunakan bahasa kueri
database-database.
Layanan
informasi online
Banyak
perusahaan mengumpulkan informasi dari layangan on-line yang harus dikaitkan
secara sistematis dengan sistem informasi mereka.
Expert
system
sistem ahli
membantu pengambilan keputusan tingkat tinggi dan telah sukses diterapkan dalam
beberapa area.
Pemrograman
berorientasi - objek
Meliputi
pendefinisian objek-objek dari daftar atau kumpulan informasi yang rumit. Hal
menjadi objek : daftar komponen-komponen persediaan, kelompok pelanggan, atau
bahkan kumpulan foto.
Sistem
hiperteks
Memungkinkan
para pemakai untuk mengambil database dengan cara random melalui pemilihan
kata-kata kunci.
Sistem
database intelijen
Sistem ini
merefleksikan kecenderungan penggabungan seluruh teknologi-teknologi terbaru,
termasuk yang paling muktahir, ke dalam satu sistem database.
Evolusi Teknologi Database
Periode
|
Kejadian
|
Teknik Database Yang Berkaitan
|
1960-an
|
Lingkungan mainframe
Sistem manajemen database
Layanan informasi on-line
|
Sistem file
Manajemen database
Manajemen teks
|
1970-an
|
Expert systems
Pemrograman berorientasi-obyek
|
Inferensi dan Deduksi
Inheritansi dan Abstraksi
|
1980-an
|
Sistem Hiperteks
|
Asosiasi
|
1990-an
|
System database intelijen
|
Kombinasi teknik-teknik
|
Penjelasan tiga tingkatan arsitektur yang ada dalam
database
1. Arsitektur
tingkat konseptual merupakan kumpulan beragam elemen informasi yang
akan digunakan untuk tujuan-tujuan yang telah dipilih.
2. Arsitektur
tingkat logis merupakan pengimplementasian data base yang
didefinisikan pada tingkat konseptual, harus ditetapkan file dan
catatan-catatan spesifik yang membentuk struktur data logis.
3. Arsitektur
tingkat fisik berkaitan dengan tehnik-tehnik implementasi dan isu-isu
khusus yang berhubungan dengan metode-metode pengaksesan data.
Rincian arsitektur database :
1. Tingkat
konseptual
Isi
database, Penggunaan database, Laporan yang diinginkan, Informasi yang
diketahui
2. Tingkat
logis
Struktur data logis :
Pohon
( secara hirarki ), jaringan, dan hubungan ( relasional )
3. Tingkat
fisikal
Metode-metode Akses :
Sekuensial,
sekuensial terindeks, langsung.
Penjelasan teknik-teknik organisasi file
Teknik-teknik organisasi file
|
Saat terbaik
|
Keterbatasan
|
Sekuensial
|
Rasio aktivitas tinggi,seperti dalam pemrosesan batch
|
Tidak memungkinkan untuk mengakses catatan tunggal secara cepat
|
Terindeks
|
Rasio aktivitas rendah,ukuran file dari moderat sampai tinggi
|
Pemutakhiran file membutuhkan pemuktahiran indeks-indeks
|
Sekuensial-terindeks
|
File harus diproses dengan pola pemerosesan batch (rasio aktivitas
tinggi) non batch (rasio aktivitas rendah)
|
Sama dengan sekuensial dan terindeks
|
Langsung
|
Rasio aktivitas rendah, file berukuran besar,struktur jaringan,dan
struktur pohon
|
Memerlukan kunci-kunci untuk menempatkan catatan-catatan
|
9.3 Sistem
Manajemen Database & Arsiktektur.
1.
Arsitektur tingkat konseptual : mencakup pendefinisian terminologi-terminologi
umum dalam database dan kebutuhan penggunaan data.meliputi :
a) Isi
database
b) Penggunaan
database
c) Laporan
yang diinginkan
d) Informasi
yang ingin diketahui
2.arsitektur
tingkat logis : mencakup pendefinisian struktur data logis, yang dapat
dilakukan dengan model hirarkis, jaringan atau relasional. Meliputi :
a)Pohon
b)Jaringan
c)Hubungan
(rasional)
3.arsistektur
tingkat fisik : mencakup pendefinisian metode-metode akses-file, baik yang
sekuensial, terindeks atau langsung. Meliputi :
a) Sekuensial
b) Sejuensial
terindeks
c) Langsung
3 Metode
dalam pembahasan tingkat fisik arsitektur database :
1. File
terakses secara sekuensial, yaitu catatan – catatan hanya dapat diakses
dalam sekuens yang telah ditentukan sebelumnya. Sekuens yang telah ditentukan
umumnya merupakan hasil catatan yang telah disortir dalam beberapa kunci
catatan. Organisasi file sekuensial bukan merupakan alat sortir data yang
bermanfaat jika hanya terdapat sedikit saja catatan yang akan diakses dalam
file yang memuat banyak catatan, karena akan menimbulkan pelambatan dalam unit
penyimpanan disk. File sekuensial bermanfaat dalam pemrosesan batch, yang
secara normal mengakses seluruh catatan dalam file. Pemrosesan batch umumnya
meliputi penyortiran dan pemrosesan seluruh catatan dalam file transaksi dan
file master.
2. File
terindeks, setiap atribut dapat diekstrak dari catatan
dalam file utama (primer) dan digunakan untuk membuat file baru yang bertujuan
menyediakan indeks untuk file asli. Proses ini diperhitungkan akan lebih cepat
dibandingkan pencarian secara sekuensial setiap catatan dalam file, khususnya
jika keseluruhan indeks dapat dimuat dalam memori primer
sebelum dilakukan pencarian. Kecepatan pencarian dalam memori primer
tergantung pada pencarian dalam disk. File dikatakan terinveksi secara penuh
jika ada indeks untuk seluruh field nya. Waktu pemrosesan dibutuhkan untuk
menbagi file terinveksi penuh, karena indeks – indeks harus dimutakhirkan jika
catatan – catatan ditambahkan, dihapuskan atau dimodifikasikan.
File
sekuensial – terindeks adalah file sekuensial yang tersimpan dalam DASD dan di
indeks serta disortir secara fisik dalam field yang sama. File – file tersebut
umumnya berhubungan dengan file ISAM, dimana berlaku sebagai kontraksi metode
akses sekuensial – terindeks. Struktur ISAM mencakup 3 area yang berbeda :
a. Indeks,
merupakan peta yang menghubungkan field kunci catatan dengan alamat – alamat
yang berkaitan di area utama.
b. Area
utama, merupakan bagian dari disk dimana catatan – catatan actual ditulis.
c. Area
tambahan, merupakan bagian terpisah dari disk yang dialokasikan bagi file untuk
memuat tambahan yang dibuat, tanpa melakukan pemrosesan ekstensif terhadap file
awal.
3. File
terakses secara langsung, memungkinkan catatan – catatan individual
dapat dipanggil secara cepat tanpa menggunakan indeks. Ini dapat dilakukan
dengan menghubungkan setiap catatan dengan lokasi penyimpanan yang memiliki
kaitan dengan nilai – nilai kunci catatan yang bersangkutan. Oleh karena itu,
dengan metode akses – langsung, satu – satunya hal yang dibutuhkan untuk
menempatkan catatan adalah nilai kuncinya. Salah satu metode yang digunakan
untuk menyimpan dan menempatkan catatan – catatan dalam file akses – langsung,
yaitu dengan membuat field kunci catatan yang bersangkutan berhubungan langsung
skema kode yang digunakan oleh computer untuk mengidentifikasikan alamat fisik
dalam DASD. Pada kenyataannya, dalam pemutakhiran file akses – langsung, tidak
ada keuntungannya untuk membuat batch dan menyortir transaksi – transaksi.
Keuntungannya adalah kecepatan akses ke catatan – catatan individual. Selain
itu, organisasi akses – langsung memungkinkan pemutakhiran secara simultan atas
beberapa file yang berkaitan.
Hubungan
ekonomik antar teknik – teknik organisasi file
Tabel ini
akan mengikhtisarkan kapan masing – masing teknik organisasi file digunakan.
Teknik –
teknik
|
Saat
Terbaik
|
Keterbatasan
|
Sekuensial
|
Rasio
aktifitas tinggi, seperti dalam pemrosesan batch
|
Tidak
memungkinkan untuk mengakses catatan tunggal secara tepat
|
Terindeks
|
Rasio
aktifitas rendah, ukuran file dari moderat sampai tinggi
|
Pemutakhiran
file membutuhkan pemutakhiran indeks - indeks
|
Sekuensial
– Terindeks
|
File harus
diproses dengan pola pemrosesan batch (rasio aktifitas tinggi ) dan nonbatch
( rasio aktifitas rendah )
|
Sama
dengan sekuensial dan terindeks
|
Langsung
|
Rasio
aktifitas rendah, file berukuran besar, struktur jaringan, dan struktur pohon
|
Memerlukan
kunci – kunci untuk menempatkan catatan – catatan
|
Organisasi
sekuensial merupakan pemrosesan file yang mempunyai pendekatan biaya tetap,
sedangkan organisasi akses – langsung menggunakan pendekatan biaya variable.
Dalam akses – langsung, setiap catatan diproses memiliki biaya yang hampir
sama, terlepas dari jumlah catatan yang diproses. Untuk aktifitas tinggi,
teknik ini relative mahal dibandingkan pemrosesan sekuensial. Dalam pemrosesan
sekuensial, biaya total sebagian besar adalah tetap (pemuatan dan penyampaian
ke seluruh file) sehingga jika makin banyak transaksi yang diproses, biaya per
transaksi akan menurun secara drastis. Pertimbangan ekonomis lainnnya
menyangkut waktu tanggap. Waktu tanggap adalah panjangnya waktu yang dibutuhkan
system untuk menyelesaikan operasi, seperti misalnya kueri. Jika waktu tanggap
yang panjang dapat diterima, kueri umumnya dapat diperoleh dari hasil sampingan
posting atas faktur ke file piutang dagang. Kebutuhan waktu tanggap yang lebih
panjang dapat dilakukan dengan pemrosesan sekuensial terhadap file. Waktu
tanggap juga dipengaruhi oleh kemampuan perangkat keras.
Sistem Pemrosesan Data Elektronik
10. SISTEM PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK
(electronic
data processing disingkat EDP) adalah metode dalam suatu pemrosesan data
komersial. Sebagai bagian dari teknologi informasi, EDP melakukan pemrosesan
data secara berulang kali terhadap data yang sejenis dengan bentuk pemrosesan
yang relatif sederhana. Sebagai contoh, pemrosesan data elektronis dipakai
untuk pemutakhiran (update) stock dalam suatu daftar barang (inventory),
pemrosesan transaksi nasabah bank, pemrosesan booking untuk tiket pesawat
terbang, reservasi kamar hotel, pembuatan tagihan untuk suatu jenis layanan,
dan lain - lain.
10.1. Sistem
Masukan
Sistem-sistem
Masukkan dengan Kertas
Dalam
beberapa system akuntansi yang terkomputerisasi, masukan-masukan ke system
akuntansi berupa dokumen sumber yang ditulis tangan atau diketik. Dokumen
tersebut kemudian dikumpulkan dan dikirimkan ke bagian pengoperasian computer
untuk pemeriksaan kesalahan dan pemrosesan
Tahap
pemrosesan masukan :
ü Penyiapan
dan Pelengkapan Dokumen Sumber
Dokumen-dokumen
sumber seperti order penjualan, diarsip secara manual. Kesalahan-kesalahan yang
terjadi dapat diminimalkan jika dokumen sumber dirancang dengan baik dan mudah
dimengerti
ü Pengiriman
Dokumen-dokumen Sumber ke Pemrosesan Data
Ketiadaan
atau ketidak cukupan prosedur-prosedur pengendalian data yang dikirim dari
departemen pemakai ke departemen pemrosesan data akan merupakan
kelemahan-kelemahan signifikan, karena hal tersebut memungkinkan adanya
transaksi-transaksi palsu atau tidak terotorisasi yang masuk ke dalam system
pemrosesan
Setelah
dokumen seperti faktur diterima oleh bagian pemrosesan data, maka akan
dilakukan key-transcribe atau pengetikan dengan menggunakan terminal data atau
computer personal ( PC ), kemudian disimpan dalam disk. Setelah itu file
masukan diverifikasi ( Key Verification ).
Teknik
perangkat lunak yang digunakan untuk mengecek kesalahan data sebelum pemrosesan
dilakukan.
Beberapa
alasan untuk menggunakan teknik tersebut adalah :
· Kesalahan-kesalahan
masukan yang timbul dengan melewati verifikasi
· Kesalahan
orang yang menyiapkan dokumen sumber dengan mengabaikan masukan penting.
· Volume
data dalam operasi PDE, dan kemungkinan adanya data yang dimasukkan ke system
tanpa konversi ulang, membutuhkan skrining metodologis atas seluruh data
masukan.
Sistem-sistem
masukan tanpa kertas
Dalam
sistem-sistem masukan tanpa kertas (paperless input systems), kadang disebut
juga sistem masukan on-line, transaksi-transaksi dimasukkan secara langsung
kedalam jaringan komputer, dan kebutuhan pengetikan dalam dokumen sumber
dikurangi. Oleh karena itu, memberikan tingkat otomasi lebih tinggi daripada
sistem dengan kertas.
Salah satu
masalah dengan sistem tanpa kertas kemungkinan ketiadaan pemisahan tugas dan
jejak audit. Konsentrasi fungsi-fungsi dalam masukan data tanpa-kertas
mengurangi pengendalian yang berkaitan dengan pemisahan tugas.
Pengendalian-pengendalian ini (pengendalian penelaahan dan pengendalian batch
atau dokumen-dokumen sumber dan pengendalian yang berkaitan dengan penyiapan
dokumen sumber, seperti pemranomoran, otorisasi, dan penelaahan) penting bagi
keterpaduan jejak audit dan harus dikomplementasikan dalam sistem tanpa kertas.
Sistem
Masukan Tanpa-Kertas Membutuhkan Intervensi Manusia. Terdapat banyak jenis sistem
masukan tanpa-kertas dimana para pemakai memasukkan transaksi-transaksi secara
langsung ke komputer. Diantaranya, sistem masukan data manual dan sistem
identifikasi otomatis seperti sistem Point-Of-Sale (POS).
Dalam sistem
masukan data manual on-line, para pemakai secara manual mengetik
transaksi ke sistem komputer. Dalam sistem identifikasi otomatis,
barang dagangan dan lainnya dibuatkan kartu dengan kode terbaca-mesin.
Transaksi-transaksi
dengan system masukan tanpa-kertas yang melibatkan intervensi manusia umumnya
diproses melalui dua tahapan: entri data dan edit data, dan transfer ke sistem
aplikasi komputer pusat.
Memasukkan
Data dan Edit Data. Seringkali dilakukan pada saat transaksi dimasukkan. Jika
transaksi diterima, akan diproses segera atau kemudian. Jika diproses kemudian,
tambahan pengeditan data harus dilakukan.
Transfer Ke
Sistem Komputer Pusat. Transaksi-transaksi biasanya dimasukkan secara langsung
ke komputer pusat melalui beberapa jenis terminaldata yang berkaitan.
Sistem
Masukan Tanpa Kertas Yang Tidak Membutuhkan Intervensi Manusia : pemrosesan transaksi
otomatis secara penuh. Salah satu aplikasi teknologi ini adalahnetworked
vending machine (NVM)
10.2. Sistem
Pemrosesan
System
Pemrosesan Berdasarkan Kertas
Pada
dasarnya seluruh sistem berdasar-kertas untuk memproses transaksi akan
berorientasi-batch. Dalam sistem pemrosesan berorientasi-batch,
transaksi transaksi dimasukkan ke dalam komputer ( seperti di bahas sebelumnya
) dalam bentuk batch. Batch-batch ini kemudian diproses secara periodik. Contoh pemrosesan
batch adalah laporan jam mingguan untuk membuat cek pembayaran
pemrosesan kelompok cek untuk memutakhirkan file master hutang dagang, dan
pemrosesan faktur faktur untuk memutakhirkan file induk piutang dagang.
Pemrosesan secara batch akan ekonomis jika pemrosesan meliputi jumlah transaksi
yang banyak.
Pemrosesan
Secara Batch dengan Pemutakhiran File Secara Berurutan
Banyak
sistem berdasar-kertas, yang berorientasi batch menggunakan pemrosesan
file berurutanuntuk memutakhirkan file induk dan biasanya mencakup tahap
tahap berikut ini :
- Penyiapan
file transaksi .
- Pemutakhiran
file induk.
- Pemutakhiran
buku besar.
- Penyiapan laporan buku besar
System
pemrosesan tanpa-kertas
Dalam system
pemrosesan tanpa kertas baik pemrosesan batch maupun tepat waktu dapat
dilakukan. Dengan pemrosesan tepat waktu kadang-kadang disebut online real time
processing. Transaksi-transaksi diproses pada saat dimasukan kedalam system.
Baik pemrosesan batch maupun tepat waktu dibahas berikut ini dalam konteks
system pemrosesan tanpa-kertas.
Pemrosesan
batch dalam system pemrosesan tanpa-kertas
Pemrosesan
batch dalam system tanpa-kertas mirip dengan pemrosesan batch dalam system
berdasarkan kertas. Perbedaan utamanya adalah bahwa voucer jurnal diganti
dengan fungsi yang serupa tetapi secara elektronis.
Pemrosesan
tepat-waktu dalam system pemrosesan tanpa-kertas
Keuntungan
utama adalah system tanpa kertas adalah memungkinkan untuk melakukan pemrosesan
yepat waktu. On-line, real time systems (OLRSs) memproses transaksi segera
setelah dimasukan dan dapat segera pula menghasilkan keluaran untuk pemakai.
Pemrosesan transaksi-transaksi individual sebagai kebalikan dari
kelompok-kelompok transaksi disebut pemrosesan segera,pemrosesan langsung atau
pemrosesan tepat-waktu
Jenis pemrosesan tepat-waktu dalam OLRS
· Inquiry/response
systems,
· Sistem
memasukan data, pemakai tidak memasukan data pemrosesan mereka hanya meminta
informasi
· System
pemrosesan file,
· Sistem
pemrosesan penuh atau system pemrosesan transaksi, para pemakai juga melakukan
masukan transaksi –transaksi secara interaktif
10.3. Sistem
Keluaran
Sistem
keluaran dengan kertas
Sebagian
besar sistem dengan kertas, dan berorietasi-batch dengan pemrosesan file
sekuensial menghasilkan volume keluaran yang besar. Karena sistem tersebut
tidak menyediakan kueri pemakai untuk akses-random, sistem tersebut umumnya
menghasilkan keluaran atau rangkapan microfiche dari seluruh file sebagai
referensi. Sebagai contoh, hasil cetakan keluaran file piutang dagang dapat
digunakan untuk melihat saldo pelnaggan individual.
Sistem
EKluaran Tanpa Kertas
Sistem Tanpa kertas yang online dan
tepat waktu cenderung menghasilkan sangat sedikit keluaran. Sistem tersebut
hampir dapat dikatakan sangat cocok untuk perusahaan berukuran sangat, besar
karena sangat tidak praktisuntuk mencetak keluaran yang mungkin mencakup banyak
sekali dokumen / catatan.
Pengendalian
keluaran dirancang
untuk mengecek bahwa hasil pemrosesan telah berupa keluaran yang sah dan
keluaran tersebut telah didistribusikan secara memadai
Kelompok
pengendalian PDE terpisah
seringkali dibentuk untuk memonitor operasi PDE. Kelompok pengendalian PDE
kerap merupakan bagian dari fungsi Audit Interen perusahaan.Register
distribusi keluaran dibuat untuk mengendalikan disposisi laporan.
Register ini dan dokumentasi yang berkaitan harus di telaah secara periodik di
fungsi aufit intern perusahaan.